Hay, blog ini kelihatan beda, kan? Iya, kelihatan lebih
simple dan lumayan rapi lah.. headernya saya bikin pas lagi bosen, waktu itu
disuruh belajar sama bapak tapi karena males malah mengendap-ngendap masuk kamarnya ngambil kertas HVS, coret-coret gak tau mau
gambar apa dan voila…. Jadilah header terbaru yang alkisah adalah saya dalam
hasil kolaborasi kertas HVS, pensil, penghapus, drawing pen, scanner, dan Adobe
Photoshop. Maaf ya kalau matanya kaya mau keluar gitu. Percaya deh, mata saya
tidak sebesar itu kok B)
Kali ini saya ngepost tentang Korean Movie, My Mom yang
sebenarnya sudah lama, tahun 2010 yang lalu. Tapi, buat nonton film bagus
gak ada yang namanya telat kok.. film yang bagus akan selalu bagus walaupun
ditonton kapanpun. Jadi download film ini deh buruan! Siap-siap tisu juga ya
kalau mau nonton My Mom ini, jangan sampai baju kalian ternodai oleh air mata
dan cairan kental yang diproduksi dalam hidung kalian..
Well sebelumnya, dari kemaren-kemaren sebenarnya saya udah pengen
ngeposting sesuatu. Pertama, mau ngepost
Korean Movie juga , SUNNY. Sebenarnya lebih duluan mau ngepost tentang SUNNY
ini daripada post kemaren Lagu Kyuhyun Dijiplak! tapi karena apa… gitu, akhirnya gak jadi. Kedua, mau ngepost
tentang ulang tahun saya tanggal 20 bulan kemarin, yang terimakasihnya dapet
banyak surprise, dan akhirnya gak jadi ditulis karena
laptop waktu itu lagi virusan dan membuat laptop hang total. Lalu terakhir, niatnya
mau nulis postingan tentang refreshing pada hari minggu yang baru lewat sehari alias kemaren. Tentang kegiatan yang menebus segala dosa penyebab kebuntuan pada otak selama weekday (Les,
Pengayaan, belajar, ulangan dan begitu seterusnya). Kegiatan dimulai dari olahraga
pagi hari bersama bapak dan mama, siang sekitar jam 3 nonton di Star Disc atau
gak diback up dengan karaokean di Nav bareng temen-temen merangkap saudara
(mumpung dibayarin #AkuCintaGratisan), lalu sore berenang di cafeless bersama
bapak dan mama (ketauan banget ‘mblo’nya Wik -_-) Namun….. semuanya batal dan
gagal total dilaksanakan. Dimulai dari pagi, bangun jam 7 lewat, sedangkan jalanan sudah pasti dipenuhi
kendaraan tapi alasan pastinya sih karena masih ngantuk haha. Lalu hujan lebat
mengguyur kota Mataram, yang sekaligus membatalkan 2 planning hari itu
sekaligus, have fun bareng temen-temen dan fave fun bareng orang tua. Suram?
Emang iya! (dan belakangan ini diketahui bahwa planning temen-temen saya untuk
menonton tetap dilaksanakan, bahkan selesai nontonpun lanjut karokean dan pulangnya sampe malem. Dafuq!)
Demi membunuh kejenuhan, akhirnya saya memutuskan untuk menonton film sendiri
dirumah.... (ngenes, berikan aku free puk puk kakak..)
Balik ke topik posting kali ini. My Mom, kisah haru biru
antara anak dan Ibu yang dibungkus dalam 107 menit. Jisuk (pemeran utama) adalah anak perempuan yang sangat
disayang, dimanja dan dibanggakan ibunya. Ia terlahir di keluarga sederhana,
ayahnya seorang pengemudi bus yang pincang, ibunya seorang ibu rumah tangga, dan ia hanya memiliki satu
adik laki-laki. Keluarga kecil tersebut tinggal di satu desa kecil di korea
selatan. Singkat-singkat aja ya, bingung juga kalau mau nulis semuanya soalnya dan maaf juga nih, kalau 'ngeresensi'nya jelek. -_-
Pas remaja, ada scene saat ibu datang ke pertemuan wali murid dengan
baju yang gak sebagus orang tua lainnya dan membawa labu dan terong untuk guru Jisuk. Jisuk malah
menyuruh ibunya agar pulang karena ia malu karena ibunya! Hey! Sebagai anak, kita
harusnya gak pernah malu dengan keadaan orang tua kita, ingat merekalah yang
mengasuh kita dengan penuh kasih sayang, guys! Part ini, saya udah mulai bengek.
Ngebayangin kalau saya suka malu kalau mama saya sikap nyeleneh lagi keluar kalau kita lagi jalan
bareng dan didepan umum, ngusilin lah, nyolek-nyolek, nyiumin sayalah didepan orang banyak, kan malu udah gede dicium gitu.. padahal sih, suatu saat nanti saya akan sangat
merindukan moment itu kalau salah satu diantara kami ‘pergi’ terlebih dahulu..
Saat mulai beranjak SMA, ayah semakin sering memukul ibu,
hingga Jisuk menjadi benci dan kesal akan semuanya, iapun pergi dari rumah saat
hari sudah malam. Ibunya lalu menyusul dan mencarinya di gelap dan dinginnya
malam. Ternyata, ibu dipukuli demi Jisuk, ia rela berkorban demi anaknya agar
tetap dapat bersekolah. Mulai sejak itu, Jisuk jadi lebih peduli pada ibunya.
Setelah lulus, Jisuk ingin melanjutkan kuliahnya di
Seoul. Ayahnya sempat tidak setuju, tapi Jisuk mendapat beasiswa berkat kepintarannya
di Universitas Seoul. Ia pun berangkat ke seoul menggunakan kereta api, ibu
membawakan semua yang disukai Jisuk, termasuk dua plastic uang koin yang tiap
hari diambilnya jika hendak berangkat kuliah, sebuah jimat dan surat yang ditulis ibu
dan Jisuk yang lagi-lagi sukses membuat saya bengek. Intinya sepanjang film, saya gak jauh-jauh dari tisu.
Masuknya Jisuk ke Universitas Seoul membuat ia dan ibunya
terpisah. Ibunya setiap hari mengkwatirkannya, dan sesekali
mengunjungi Ji Suk. Namun, Ji Suk merasa risih karena ibunya suka
membawakan makan-makanan yang berlebihan. Bahkan,tanpa sepengetahuan
siapapun ibunya mulai menabung dari uang kepingan 10 won, yang nantinya
akan diberikan kepada Ji Suk.
Kisah percintaan Jisuk dimulai saat ia kerja part-time disebuah restaurant dan bertemu dengan Junsu. Saat pertama kali ibu dan ayah Jisuk bertemu dengan ibu dan ayah Junsu, orangtua Junsu langsung menunjukan ketidak setujuannya dengan hubungan anaknya dan Jisuk karena keluarga Jisuk miskin. Ibu Jisuk jadi naik darah dan menyuruh Jisuk melupakan hubungannya dengan Junsu. Namun
selang beberapa hari, Jisuk tetap tidak bisa melupakan Junsu. Ibu
mulai merasa sedih melihat anaknya seperti itu. tanpa sepengetahuan
siapapun, ibu Jisuk datang menemui ibu Junsu. Didepan ibu Junsu, ia berlutut
memohon untuk menerima anaknya dan memaafkan kejadian yang kemarin terjadi. Akhirnya Jisuk dan Junsu menikah, merekapun memiliki anak perempuan yang sangat mirip sewaktu Jisuk kecil. Ayah Jisuk meninggal, itu mengingatkannya akan segala kebaikan ayahnya dulu yang tertutupi dengan sikap acuhnya. Ia menyadari, bahwa ia tidak benar-benar membenci ayahnya.
Jisuk kembali ke desa untuk mengunjungi ibunya. Sebenernya ini twist dari film ini, tapi saya kasih tau aja ya, dia mengunjungi ibunya karena Jisuk mengidap kanker pankreas tahap akhir, dan kemungkinan hidupnya udah gak lama lagi. Maka daripada itu, ia ingin untuk menghabiskan waktunya lebih banyak lagi dengan ibunya. Merekapun berjalan-jalan melihat musim gugur, makan bersama, berfoto. Mereka pergi bersama hingga malam. Karena lelah, mereka berbaring di depan rumah, percakapan mereka lagi-lagi membuat terenyuh. Ibunya mulai menyadari bahwa ada yang salah dengan Jisuk, hingga ia menelpon Junsu, suami Jisuk dan mendapati kenyataan bahwa Jisuk sakit kanker pankreas tahap terakhir disini titik klimaksnya, didukung dengan soundtrack sedih, air mata dan ingus pun serempak mengalir dengan deras. Jisuk ingin balik ke seoul. Pas kereta sudah jalan, ibu Jisuk masih berusaha mengejar kerta api itu untuk tetap melihat Jisuk walaupun dari jendela dan scene pun berganti akhirnya Jisuk meninggal..
Jisuk kembali ke desa untuk mengunjungi ibunya. Sebenernya ini twist dari film ini, tapi saya kasih tau aja ya, dia mengunjungi ibunya karena Jisuk mengidap kanker pankreas tahap akhir, dan kemungkinan hidupnya udah gak lama lagi. Maka daripada itu, ia ingin untuk menghabiskan waktunya lebih banyak lagi dengan ibunya. Merekapun berjalan-jalan melihat musim gugur, makan bersama, berfoto. Mereka pergi bersama hingga malam. Karena lelah, mereka berbaring di depan rumah, percakapan mereka lagi-lagi membuat terenyuh. Ibunya mulai menyadari bahwa ada yang salah dengan Jisuk, hingga ia menelpon Junsu, suami Jisuk dan mendapati kenyataan bahwa Jisuk sakit kanker pankreas tahap terakhir disini titik klimaksnya, didukung dengan soundtrack sedih, air mata dan ingus pun serempak mengalir dengan deras. Jisuk ingin balik ke seoul. Pas kereta sudah jalan, ibu Jisuk masih berusaha mengejar kerta api itu untuk tetap melihat Jisuk walaupun dari jendela dan scene pun berganti akhirnya Jisuk meninggal..
Jisuk: "Setiap kali aku mengalami kesulitan, ibu selalu mengatakan, Jika aku menangis, dia menangis lebih banyak, jika aku marah, hatinya hancur berkeping-keping. Begitulah seorang ibu."
Ibu: "Anakku, aku terus hidup bahkan setelah aku mengantarkanmu. Hari telah berlalu, semakin dekat untuk bertemu denganmu. Aku harus segera pergi dan bicara padamu agar kamu tidak kesepian. Aku begitu bodoh, aku tidak bisa tidur karena aku khawatir, aku tidak bisa menemukanmu setelah aku mati.. Anakku, kalau kamu mendengar aku mati, jangan biarkan aku mencari, kamu harus menemukanku. Anakku, kamu tahu? Hal terbaik yang aku lakukan di dunia ini adalah memilikimu, hal yang paling aku sesalkan adalah juga memilikimu.. Aku menyesal menanyakan ini, tapi jadilah putriku lagi di kehidupan selanjutnya. Aku mencintaimu, anakku...."
FYI, saya muter ulang film My Mom sambil nulis postingan ini biar inget cerita lengkapnya, dan tetap menangis walaupun nontonnya cuma seuprit-seuprit.... Sepanjang film jadi inget mama. Kasih sayang yang beliau berikan, wejangan-wejangannya, kisah bahagia pas lagi rukun-rukunnya ataupun pas lagi saling gak ngomong karena salah satu lagi ngambek. Film ini membuka mata banget, semoga saya bisa menjadi anak yang lebih baik lagi, lebih menghormati dan lebih peduli sama mama dan gak suka sebel, marah-marah ataupun ngejawab pas mama lagi ngasih wejangan. I love you, Ma. Semoga omang tetap bisa ngeliat senyum mama..
wah ibu saya sering banget nonton film ini :).
BalasHapusSimak Tantangan Kreatif 1 Kali Kilk , Dapat 1 Kali Kesempatan Mendapatkan Uang 200k & Grand Prize Samsung Y
Terharu... by the way. Tampilan baru blog-nya lucu banget yaa...
BalasHapusandai wajah saya bisa dilukis sama ewiq #ngarep :P
hehe makasih, boleh2 :D
HapusBagus banget loh film ini, aku nonton berkali-kali dan tetep nangis. I love you Mom :)
BalasHapusCheers,
Karina Dinda R. ♥
BLOG | TWITTER | SHOP
nyari film nya dimana ya? qo ga dapet2 ya? mohon bantuannya donk..
BalasHapusAda linknya gak mau nonton lagi ni film
BalasHapusKmren nonton dapat file dari temen tapi ilang filenya kehapus,😢