Senin, 08 Oktober 2012

My Mom (Korean Movie 2010)

Hay, blog ini kelihatan beda, kan? Iya, kelihatan lebih simple dan lumayan rapi lah.. headernya saya bikin pas lagi bosen, waktu itu disuruh belajar sama bapak tapi karena males malah mengendap-ngendap masuk kamarnya ngambil kertas HVS, coret-coret gak tau mau gambar apa dan voila…. Jadilah header terbaru yang alkisah adalah saya dalam hasil kolaborasi kertas HVS, pensil, penghapus, drawing pen, scanner, dan Adobe Photoshop. Maaf ya kalau matanya kaya mau keluar gitu. Percaya deh, mata saya tidak sebesar itu kok B)

Kali ini saya ngepost tentang Korean Movie, My Mom yang sebenarnya sudah lama, tahun 2010 yang lalu. Tapi, buat nonton film bagus gak ada yang namanya telat kok.. film yang bagus akan selalu bagus walaupun ditonton kapanpun. Jadi download film ini deh buruan! Siap-siap tisu juga ya kalau mau nonton My Mom ini, jangan sampai baju kalian ternodai oleh air mata dan cairan kental yang diproduksi dalam hidung kalian..



Well sebelumnya, dari kemaren-kemaren sebenarnya saya udah pengen ngeposting sesuatu. Pertama,  mau ngepost Korean Movie juga , SUNNY. Sebenarnya lebih duluan mau ngepost tentang SUNNY ini daripada post kemaren Lagu Kyuhyun Dijiplak! tapi karena apa… gitu, akhirnya gak jadi. Kedua, mau ngepost tentang ulang tahun saya tanggal 20 bulan kemarin, yang terimakasihnya dapet banyak surprise, dan akhirnya gak jadi ditulis karena laptop waktu itu lagi virusan dan membuat laptop hang total. Lalu terakhir,  niatnya mau nulis postingan tentang refreshing pada hari minggu yang baru lewat sehari alias kemaren. Tentang kegiatan yang menebus segala dosa penyebab kebuntuan pada otak selama weekday (Les, Pengayaan, belajar, ulangan dan begitu seterusnya). Kegiatan dimulai dari olahraga pagi hari bersama bapak dan mama, siang sekitar jam 3 nonton di Star Disc atau gak diback up dengan karaokean di Nav bareng temen-temen merangkap saudara (mumpung dibayarin #AkuCintaGratisan), lalu sore berenang di cafeless bersama bapak dan mama (ketauan banget ‘mblo’nya Wik -_-) Namun….. semuanya batal dan gagal total dilaksanakan. Dimulai dari pagi, bangun jam 7 lewat,  sedangkan jalanan sudah pasti dipenuhi kendaraan tapi alasan pastinya sih karena masih ngantuk haha. Lalu hujan lebat mengguyur kota Mataram, yang sekaligus membatalkan 2 planning hari itu sekaligus, have fun bareng temen-temen dan fave fun bareng orang tua. Suram? Emang iya! (dan belakangan ini diketahui bahwa planning temen-temen saya untuk menonton tetap dilaksanakan, bahkan selesai nontonpun lanjut karokean dan pulangnya sampe malem. Dafuq!) Demi membunuh kejenuhan, akhirnya saya memutuskan untuk menonton film sendiri dirumah.... (ngenes, berikan aku free puk puk kakak..)

Balik ke topik posting kali ini. My Mom, kisah haru biru antara anak dan Ibu yang dibungkus dalam 107 menit. Jisuk (pemeran utama) adalah anak perempuan yang sangat disayang, dimanja dan dibanggakan ibunya. Ia terlahir di keluarga sederhana, ayahnya seorang pengemudi bus yang pincang, ibunya seorang  ibu rumah tangga, dan ia hanya memiliki satu adik laki-laki. Keluarga kecil tersebut tinggal di satu desa kecil di korea selatan. Singkat-singkat aja ya, bingung juga kalau mau nulis semuanya soalnya dan maaf juga nih, kalau 'ngeresensi'nya jelek. -_-

Pas remaja, ada scene saat ibu datang ke pertemuan wali murid dengan baju yang gak sebagus orang tua lainnya dan membawa labu dan terong untuk guru Jisuk. Jisuk malah  menyuruh ibunya agar pulang karena ia malu karena ibunya! Hey! Sebagai anak, kita harusnya gak pernah malu dengan keadaan orang tua kita, ingat merekalah yang mengasuh kita dengan penuh kasih sayang, guys! Part ini, saya udah mulai bengek. Ngebayangin kalau saya suka malu kalau mama saya sikap nyeleneh lagi keluar kalau kita lagi jalan bareng dan didepan umum, ngusilin lah, nyolek-nyolek, nyiumin sayalah didepan orang banyak, kan malu udah gede dicium gitu.. padahal sih, suatu saat nanti saya akan sangat merindukan moment itu kalau salah satu diantara kami ‘pergi’ terlebih dahulu..

Saat mulai beranjak SMA, ayah semakin sering memukul ibu, hingga Jisuk menjadi benci dan kesal akan semuanya, iapun pergi dari rumah saat hari sudah malam. Ibunya lalu menyusul dan mencarinya di gelap dan dinginnya malam. Ternyata, ibu dipukuli demi Jisuk, ia rela berkorban demi anaknya agar tetap dapat bersekolah. Mulai sejak itu, Jisuk jadi lebih peduli pada ibunya.


Setelah lulus, Jisuk ingin melanjutkan kuliahnya di Seoul. Ayahnya sempat tidak setuju, tapi Jisuk mendapat beasiswa berkat kepintarannya di Universitas Seoul. Ia pun berangkat ke seoul menggunakan kereta api, ibu membawakan semua yang disukai Jisuk, termasuk dua plastic uang koin yang tiap hari diambilnya jika hendak berangkat kuliah, sebuah jimat dan surat yang ditulis ibu dan Jisuk yang lagi-lagi sukses membuat saya bengek. Intinya sepanjang film, saya gak jauh-jauh dari tisu.


Masuknya Jisuk ke Universitas Seoul membuat ia dan ibunya terpisah. Ibunya setiap hari mengkwatirkannya, dan sesekali mengunjungi Ji Suk. Namun, Ji Suk merasa risih karena ibunya suka membawakan makan-makanan yang berlebihan. Bahkan,tanpa sepengetahuan siapapun ibunya mulai menabung dari uang kepingan 10 won, yang nantinya akan diberikan kepada Ji Suk.


Kisah percintaan Jisuk dimulai saat ia kerja part-time disebuah restaurant dan bertemu dengan Junsu. Saat pertama kali ibu dan ayah Jisuk bertemu dengan ibu dan ayah Junsu, orangtua Junsu langsung  menunjukan ketidak setujuannya dengan hubungan anaknya dan Jisuk karena keluarga Jisuk miskin. Ibu Jisuk jadi naik darah dan menyuruh Jisuk melupakan hubungannya dengan Junsu. Namun selang beberapa hari, Jisuk tetap tidak bisa melupakan Junsu. Ibu mulai merasa sedih melihat anaknya seperti itu. tanpa sepengetahuan siapapun, ibu Jisuk datang menemui ibu Junsu. Didepan ibu Junsu, ia berlutut memohon untuk menerima anaknya dan memaafkan kejadian yang kemarin terjadi. Akhirnya Jisuk dan Junsu menikah, merekapun memiliki anak perempuan yang sangat mirip sewaktu Jisuk kecil. Ayah Jisuk meninggal, itu mengingatkannya akan segala kebaikan ayahnya dulu yang tertutupi dengan sikap acuhnya. Ia menyadari, bahwa ia  tidak benar-benar membenci ayahnya.





Jisuk kembali ke desa untuk mengunjungi ibunya. Sebenernya ini twist dari film ini, tapi saya kasih tau aja ya, dia mengunjungi ibunya karena Jisuk mengidap kanker pankreas tahap akhir, dan kemungkinan hidupnya udah gak lama lagi. Maka daripada itu, ia ingin untuk menghabiskan waktunya lebih banyak lagi dengan ibunya. Merekapun berjalan-jalan melihat musim gugur, makan bersama, berfoto. Mereka pergi bersama hingga malam. Karena lelah, mereka berbaring di depan rumah, percakapan mereka lagi-lagi membuat terenyuh. Ibunya mulai menyadari bahwa ada yang salah dengan Jisuk, hingga ia menelpon Junsu, suami Jisuk dan mendapati kenyataan bahwa Jisuk sakit kanker pankreas tahap terakhir disini titik klimaksnya, didukung dengan soundtrack sedih, air mata dan ingus pun serempak mengalir dengan deras. Jisuk ingin balik ke seoul. Pas kereta sudah jalan, ibu Jisuk masih berusaha mengejar kerta api itu untuk tetap melihat Jisuk walaupun dari jendela dan scene pun berganti akhirnya Jisuk meninggal.. 





 



Jisuk: "Setiap kali aku mengalami kesulitan, ibu selalu mengatakan, Jika aku menangis, dia menangis lebih banyak, jika aku marah, hatinya hancur berkeping-keping. Begitulah seorang ibu."

Ibu: "Anakku, aku terus hidup bahkan setelah aku mengantarkanmu. Hari telah berlalu, semakin dekat untuk bertemu denganmu. Aku harus segera pergi dan bicara padamu agar kamu tidak kesepian. Aku begitu bodoh, aku tidak bisa tidur karena aku khawatir, aku tidak bisa menemukanmu setelah aku mati.. Anakku, kalau kamu mendengar aku mati, jangan biarkan aku mencari, kamu harus menemukanku. Anakku, kamu tahu? Hal terbaik yang aku lakukan di dunia ini adalah memilikimu, hal yang paling aku sesalkan adalah juga memilikimu.. Aku menyesal menanyakan ini, tapi jadilah putriku lagi di kehidupan selanjutnya. Aku mencintaimu, anakku...."


FYI, saya muter ulang film My Mom sambil nulis postingan ini biar inget cerita lengkapnya, dan tetap menangis walaupun nontonnya cuma seuprit-seuprit.... Sepanjang film jadi inget mama. Kasih sayang yang beliau berikan, wejangan-wejangannya, kisah bahagia pas lagi rukun-rukunnya ataupun pas lagi saling gak ngomong karena salah satu lagi ngambek. Film ini membuka mata banget, semoga saya bisa menjadi anak yang lebih baik lagi, lebih menghormati dan lebih peduli sama mama dan gak suka sebel, marah-marah ataupun ngejawab pas mama lagi ngasih wejangan. I love you, Ma. Semoga omang tetap bisa ngeliat senyum mama..












6 komentar:

  1. Terharu... by the way. Tampilan baru blog-nya lucu banget yaa...
    andai wajah saya bisa dilukis sama ewiq #ngarep :P

    BalasHapus
  2. Bagus banget loh film ini, aku nonton berkali-kali dan tetep nangis. I love you Mom :)

    Cheers,
    Karina Dinda R. ♥
    BLOG | TWITTER | SHOP

    BalasHapus
  3. nyari film nya dimana ya? qo ga dapet2 ya? mohon bantuannya donk..

    BalasHapus
  4. Ada linknya gak mau nonton lagi ni film
    Kmren nonton dapat file dari temen tapi ilang filenya kehapus,😢

    BalasHapus